Our Blog post image goes here

Perkembangan bisnis memulai babak baru dari bisnis yang konvensional yang berorientasi pada komersialisasi mendatangkan nilai uang dan bisnis baru untuk menyelesaikan persoalan lingkungan dan sosial dengan dampak mendapatkan uang. Perbedaan dua bisnis tersebut terletak pada orientasi nilainya, yaitu orientasi nilai uang dan  nilai manfaat dari mengatasi persoalan. Pada saatnya keduanya akan bertemu pada kalkulasi komponen keberlanjutan, bisnis komersial yang tidak memperhatikan konsep keberlanjutan akan  ditingggalkan.

Pertumbuhan bisnis sosial ditunjang dengan hadirnya para pelaku Social Entrepreneur, Social Entrepreneur memiliki makna mengarah pada konsep pemberdayaan. Social entrepreneur adalah seseorang atau kelompok yang kegiatannya memberikan inovasi solusi pada isu-isu sosial yang ada di masyarakat menggunakan metode atau prinsip kewirausahaan sebagai pemecahan masalah. Tujuan dari Social Entrepreneur adalah melakujkan aktivitas dengan berorientasi pada mengatasi dampak baik di masa sekarang atau di masa mendatang.

Kewirausahaan sosial sering dikaitkan dengan dampak sosial, inovasi sosial, dan perubahan sosial. Sementara dalam beberapa kasus ada tumpang tindih antara kewirausahaan sosial dan konsep-konsep lain ini dan, secara umum, kewirausahaan sosial adalah salah satu cara untuk mencapai dampak sosial, inovasi, dan perubahan, ada yang penting perbedaan di antara ini. Penting untuk mengakui dan menghargai perbedaan tersebut untuk mulai memahami kewirausahaan sosial dalam konteks yang lebih luas di mana ia beroperasi. "

Desain thinking seorang sosial enterpreneur sering terbalik dari bisnis yang umum dilakukan yaitu dimulai dengan impact (tujuan jangka panjang)à outcomes (perubahan apa yang mungkin dilakukan)à dan outputs (output apa yang dapat memacu perubahan) à activities (aktivitas apa yang dapat menghasilkan target output)à inputys (sumberdaya, skil, mitra, pendanaan untuk persyaratan perencanaan aktivitas). Suatu bisnis sosial harus mampu melakukan pengukuran dampak secara pasti dengan alat ukur yang reliabel dan valid.  Pengukuran dampak akan menjadi komponen penting yang dapat menjadi bahan komunikasi yang baik dan bisnis sosialnya bisa dipercaya dan dapat mendatangkan engagment stakehoder untuk pembiayaan.

Topik tersebut dikaji pada Forum SIRD 44 yang mengangkat tema “Social Entrepreneurial Ideas; Build Social Impact into Business Activities”. Dengan nara sumber dari pelaku Bisnis Sosial: Enviu dengan konsep Zero Waste Living Lab Indonesia, transisi inklusif dari sekali pakai ke penggunaan kembali, Common Seas dengan misi adalah membersihkan sungai-sungai paling tercemar di dunia sambil juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan untuk perempuan lokal dan penyandang cacat, Ecoxyztem (Ecoxyztem (PT Greeneration Indonesia), sebuah venture builder untuk startup yang bergerak di isu lingkungan dan perubahan iklim/Climate Tech), dan bedah buku berjudul Foundations of Social Entrepreneurship : Theory, Practical Tools and Skills yang ditulis oleh Tanja Collavo oleh Jalal dari Social Investment Indonesia [bwidayanto_1/4-2023].