Our Blog post image goes here

Dr. M. Irhas Effendi, M.Si. dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang ilmu Ekonomi Manajemen. Dr. M. Irhas Effendi, M.Si yang juga mengajar pada Program Studi Magister Agribisnis mendalami ilmu pada bidang Manajemen Strategi pada awalnya ingin menjadi seorang pengusaha tetapi arah hidupnya berubah dari inspirasi sesorang … dan pengabdiannya kepada nusa & bangsa beruabh melalui jalur Pendidikan. Beliau merupakan pribadi yang pandai, disiplin, dan disukai banyak teman, sehingga sukses meniti karir dan dosen biasa menjadi dosen dengan tugas tambahan Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan, Ketua LPPM, Wakil Rektor Bidang Akademik, dan sekarang menjadi Rektor UPN Veteran Yogyakarta. Dalam orasinya Dr. M. Irhas Effendi, M.Si menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Evolusi Manajemen  Strategi: Perspektif Teori dan Riset.

Secara teoritis, kajian dan penelitian pada Ilmu Manajemen terus bergerak. Fase pertama, Irhas menerangkan fokus kajian Ilmu Manajemen dimulai dari lingkup internal organisasi, yakni melihat proses bagaimana harmonisasi fungsi-fungsi di dalam organisasi. Pandangan awal ini berangkat dari asumsi dan pemahaman bahwa dinamika sebuah organisasi atau perusahaan itu unik. Untuk itu, banyak kajian dan penelitian yang berbasis pada metode studi kasus.

“Awalnya orang menganggap organisasi itu unik. Kemudian, riset-riset yang berkembang itu studi kasus. Karena tidak general, jadinya miskin teori. Teori tidak bisa dihasilkan dari riset yang sampelnya sedikit,” terang Irhas.

Kemudian, ketika terjadi krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1960-an, pandangan yang menaruh perhatian pada dinamika internal mulai bergeser. Ternyata, dinamika sebuah organisasi ataupun perusahaan banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal. Dari sinilah terjadi pergeseran fokus kajian dari internal menuju eksternal. Keselarasan antara strategi organisasi dan lingkungan eksternal inilah yang menjadi fokus kajian manajemen strategis.

Kajian-kajian keilmuan pada fase ini pun semakin berkembang. Beberapa konsep lahir seperti efisiensi hipotesis, environment strategic performance, competitive dynamics, dan sebagainya. Meski demikian, menaruh perhatian pada kondisi eksternal ini pun tak lepas dari kritik dan perdebatan karena menghasilkan persaingan tanpa henti.

“Apa yang terjadi apabila organisasi itu merespons yang sama terhadap perubahan yang terjadi? Contoh ketika booming sinetron di televisi, lalu semua stasiun televisi menyiarkan sinetron semua. Kalau semua barang yang dijual sama karena merespons keinginan pasar yang terjadi persaingan,” terang Irhas.

Dalam perkembangan selanjutnya, pandangan mulai bergeser kembali ke internal dengan melihat sumber daya (resources based view) yang berkelanjutan. “Yang paling menentukan kinerja itu resources, sumber daya. Sumber daya yang seperti apa? Bernilai, langka, sulit ditiru, dan sulit tergantikan,” ujar Irhas.

Tak berhenti di situ, kini, dunia memasuki babak baru: era digital. Organisasi dan perusahaan perlu merespons dengan strategi baru. Sudah banyak contoh, perusahaan-perusahaan hebat banyak yang gagal karena terpaku pada konsep strategi tradisional. “Itulah ceritanya evolusi. Bergerak seperti bandul,” ujar Irhas. Sumber https://www.kompas.id/baca/adv_post/evolusi-ilmu-manajemen-strategis [30/3/2022] (bwid-30/3/2022)