Our Blog post image goes here

Salah satu dosen magister agribisnis FP-UPNYK berhasil menyelesaikan studi nya di Sekolah Pascsarjana UNS Surakarta yang mengambil Program Studi Ilm Pertanian. Wulandari DER mengambil judul disertasi Analisis Ekonomi Rumahtangga Petani Padi Lahan Tadah Hujan di Kabupaten Gunungkidul dengan Promotor Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, M.S., ko-promotor 1 Dr. Ir. Mohamad Harisudin, M.Si., dan ko-promotor 2 Dr. Ir. Supriyadi, M.S.

Hasil disertasi menunjukkan bahwa bahwa pendapatan rumahtangga petani dalam satu tahun bersumber dari pendapatan usahatani padi gogo, pendapatan non padi yaitu dari usahatani palawija dan usaha ternak, serta pendapatan dari kegiatan non farm.  Pendapatan rumahtangga petani yang berasal dari on farm baik untuk pola tanam padi gogo satu kali dan dua kali lebih besar dari 50 % hal tersebut menunjukkan sumber penghasilan dari kegiatan usahatani dan ternak yang diusahakan di lahan yang dimiliki petani merupakan sumber pendapatan yang utama untuk mencukupi kebutuhan hidup rumahtangga petani. Pengeluaran rumahtangga petani padi gogo untuk pola tanam padi satu kali dan dua kali terbesar adalah untuk pengeluaran konsumsi pangan, Pada perilaku ekonomi rumahtangga petani sebagian besar variabel dalam penelitian berpengaruh signifikan terhadap perilaku produksi, alokasi tenaga kerja, pendapatan, dan pengeluaran pada tingkat kesalahan 5%. Bahwa sebagian besar nilai parameter dari setiap aspek memenuhi harapan. Terdapat perbedaan aspek produksi, alokasi tenaga kerja, pendapatan, dan pengeluaran petani padi gogo berdasarkan dummy pola tanam yang dilakukan karena perbedaan kondisi lahan. Alokasi tenaga kerja dalam keluarga off-farm secara responsif dipengaruhi oleh luas lahan. Alokasi tenaga kerja pada keluarga non-beras secara responsif dipengaruhi oleh luas lahan dan alokasi tenaga kerja pada keluarga off-farm. Nilai kebutuhan hidup layak rumah tangga petani < 1 yang berarti rumahtangga petani padi gogo berada dibawah standar hidup. Pada rumahtangga petani padi gogo pola tanam satu kali diperoleh nilai kebutuhan lahan minimum sebesar 0,495 ha sedangkan luas lahan rata-rata yang dimiliki petani (0,1482 ha) berarti lebih kecil dari KLM, maka petani belum mampu memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Untuk rumahtangga petani padi gogo pola tanam dua kali diperoleh nilai kebutuhan lahan minimum sebesar 0,509 ha sedangkan luas lahan rata-rata yang dimiliki petani (0,1735 ha) berarti lebih kecil dari KLM, maka petani belum mampu memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Pada rumahtangga petani padi gogo pola tanam satu kali nilai  daya dukung lahan sebesar 0.699 dan  rumahtangga petani padi gogo pola tanam dua kali nilai daya dukung lahan sebesar 0.641 hal tersebut menunjukkan  daya dukung lahan belum mampu mendukung kebutuhan rumahtangga petani padi lahan tadah hujan.  (BW-11 Sept 2021)